MAKNA SIMBOLIK TRADISI MAPPATETTONG BOLA PADA MASYARAKAT BUGIS DI DESA MUARA PAGATAN

  • Andi Muhammad Yahya Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin, Indonesia
  • Fatchul Mu'in Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin, Indonesia
  • Rusma Noortyani Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin, Indonesia
Keywords: makna simbolik, mappatettong bola, masyarakat Bugis

Abstract

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif, yaitu penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya prilaku, persepsi tindakan dan lain-lain. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data deskriptif kualitatif, yang bertujuan untuk menggambarkan tradisi “Mappatettong Bola”. Hasil dari penelitian dalam tradisi "Mappatettong Bola" suku Bugis di Muara Pagatan, berbagai elemen simbolis digunakan dalam ritual mendirikan rumah, seperti Majang (bunga kelapa), Kaluku (kelapa), Kaeng Onyi (kain kuning), dan Passili (daun setawar). Majang melambangkan rezeki, Kaluku simbol kehidupan dan kesuburan, sedangkan Kaeng Onyi dan Passili memiliki makna spiritual terkait perlindungan dan kesejahteraan. Elemen lainnya seperti Manu’ (ayam), Berre Pulu (beras ketan), Otti (pisang), Apang (kue), Loa-loa (kendi), Tello (telur), dan Golla Cella (gula merah) juga digunakan sebagai simbol kehidupan, kebersamaan, keberuntungan, serta doa untuk keberkahan dan perlindungan. Implikasi tradisi mendirikan rumah dalam etnopedagogi terkait dengan penerapan nilai budaya lokal dalam pendidikan. Tradisi ini mengajarkan keterampilan praktis, kerjasama, dan rasa hormat terhadap alam, yang dapat diterapkan dalam pendidikan berbasis konteks budaya. Etnopedagogi juga menekankan nilai keharmonisan antara manusia dan alam, serta pemahaman tentang aspek material dan spiritual. Pembelajaran berbasis pengalaman lokal memperkenalkan generasi muda pada pengetahuan berkelanjutan dan ramah lingkungan. Selain itu, tradisi ini mengajarkan nilai sosial seperti solidaritas, peran gender, dan pelestarian kearifan lokal, yang dapat memperkaya pendidikan untuk generasi mendatang.

References

Arimbi, Kiki Ratnaning. Berselancar ke 34 Rumah Adat Indonesia Yuk! Jakarta Timur: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, 2017.

Darmapoetra, Juma. Suku Bugis Pewaris Keberanian Leluhur. Makassar: Arus Timur, 2014.

Darmawati, Mrs, dan Mrs Nurlela. “Eksistensi Tradisi Mappatettong Bola Masyarakat Di Desa Kiru Kiru Kecamatan Soppeng Riaja.” Jurnal Kajian Sosial dan Budaya: Tebar Science 7, no. 3 (28 Oktober 2023): 27–35. https://doi.org/10.36653/jksb.v7i3.167.

Hatta, Asta Juliarman, dan Agus S. Ekomadyo. “Relasi Jejaring Aktor Masyarakat Suku Bugis Soppeng Dalam Tradisi Mendirikan Rumah (Mappatettong Bola).” Jurnal Arsitektur ARCADE 4, no. 3 (2020): 292. https://doi.org/10.31848/arcade.v4i3.426.

Herimanto, dan Winarno. Sejarah dan Perkembangan Ilmu Sosial Budaya Dasar. Jakarta: Bumi Aksara, 2014.

Mattulada. Sejarah dan Kebudayaan Bugis. Makassar: Penerbit Bulang, 1998.

Moleong, Lexy J. Metodologi penelitian kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2017.

Rosyadi. “The tradition of build a house in study of local wisdom (A case study in traditional society of Kampung Dukuh).” Patanjala: Research Journal of History and Culture 7, no. 3 (2015): 415–30.

Sobur, Alex. Semiotika Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2016.

Sudirman, M., Mustaring, dan Rinda Muliati. “Eksistensi Tradisi ‘Mappatettong Bola’ Masyarakat Suku Bugis Di Desa Anabanua Kecamatan Barru Kabupaten Barru Dalam Perspektif Hukum Islam.” Universitas Mualawarman, 2016.

Sudirman1, Muh., Mustaring2, dan Rinda Muliati3. “Eksistensi Tradisi ‘Mappatettong Bola’ Masyarakat Suku Bugis Di Desa Anabanua Kecamatan Barru Kabupaten Barru Dalam Perspektif Hukum Islam.” Universitas Mualawarman, Samarinda, no. April (2016): 5–24.

Suhardi. Dasar-Dasar Ilmu Semantik. Yogyakarta: Ar ruzz media, 2015.
Published
2025-03-27
How to Cite
Yahya, A., Mu’in, F., & Noortyani, R. (2025, March 27). MAKNA SIMBOLIK TRADISI MAPPATETTONG BOLA PADA MASYARAKAT BUGIS DI DESA MUARA PAGATAN. FIKRUNA: Jurnal Ilmiah Kependidikan Dan Kemasyarakatan, 7(2), 532-547. https://doi.org/https://doi.org/10.56489/fik.v7i2.302