INSTITUSIONALISASI NILAI-NILAI SUFISTIK DI PONDOK PESANTREN BANJARBARU
Abstrak
Kajian mengenai pesantren menunjukkan keunggulan pesantren sebagai subkultur yang merepresentasikan tata nilai sufistik. Di antara nilai-nilai sufistik di pesantren adalah nilai taubat, wara zuhud, faqr, sabar, tawakkal, mahabbah, makrifah dan ridha. Nilai-nilai tersebut dikonstruk secara sosial, melalui berbagai pembiasaan yang melembaga. Maka, penulis ingin melihat bagaimana nilai-nilai sufistik tersebut diinstitusionalisasi di pondok pesantren Banjarbaru.
Penulis menggunakan pendekatan konstruksi sosial sebagai metode penelitian, dengan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Penulis mengumpulkan data dengan teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi, dengan reduksi data, display data, dan verifikasi data sebagai teknik analisa data.
Hasil penelitian ini adalah: 1) Institusionalisasi nilai-nilai sufistik mencakup internalisasi, eksternalisasi dan objektivasi secara stimultan. Pada internalisasi terdapat tipifikasi, habitualisasi, sosialisasi dan indoktrinasi pesantren tentang nilai-nilai sufistik, baik sebagai nilai maupun praktik tarekat, melalui kurikulum pesantren berbasis kitab Ihya ulumuddin, Siraj al-Thalibin dan Kifayah al-Atqiya, dan melalui muja?hadah, zikir jamai, puasa, baiat dan khalwat. Pada eksternalisasi, nilai-nilai sufistik diekspresikan sebagai ideologi dan tradisi positif, dengan berbagai adaptasi. Objektivasi menunjukkan otoritas mursyid, konsistensi pelaksanaan syariat, aturan, dan suluk 2) Nilai-nilai sufistik yang diinstitusionalisasi di pesantren adalah nilai taubat berupa meninggalkan dosa dan kesalahan; wara berupa disiplin dan selektif; zuhd berupa tawadhu dan kesederhanaan; faqr berupa kemandirian dan tanggung jawab; sabar berupa ketabahan dan integritas diri; tawakkal, mahabbah, makrifah dan ridha berupa ketaatan dan syukur; 3) pelembagaan nilai-nilai sufistik di pesantren berkontribusi besar terhadap penguatan akhlak/karaktek.
Di antara temuan penelitian: hasil penelitian relevan dengan pembentukan akhlak al-Ghazali yaitu ilmu, ha?l, dan amal; Institusionalisasi nilai-nilai sufistik di Ponpes Misbahul Munir dilembagakan secara khusus melalui praktik tarekat, dengan otoritas kiai sebagai sentral pendidikan sufistik. Adapun di Ponpes Darul Ilmi, nilai-nilai sufistik terdiferensiasi melalui peran guru dan fungsi organisasi; Pesantren sebagai subkultur mengkonservasi aspek tradisionalisme Islam melalui transmisi geneologi intelektual-spiritual ulama sufi, sebagai kontrol moral dan pendisiplinan sosial; Nilai-nilai sufistik memiliki motivasi mendalam bagi pendidikan karakter, yang menyentuh titik fitrah ubudiyah manusia.
Referensi
A Steenbrink, Karel, Pesantren, Madrasah, Sekolah. Cet 1. Jakarta, Dharma Aksara Perkasa, 1986.
Asmaran As, Tarekat-Tarekat Di Kalimantan Selatan (�Alawiyyah, Samm�niyyah Dan Tij�niyyah), Al-Banjari, h. 177-198, Vol. 12, No. 2, Juli 2013, ISSN 1412-9507
Azra, Azyumardi, dan Idris Thaha. Pendidikan Islam: Tradisi Dan Modernisasi Di Tengah Tantangan Milenium III. Cet. 1. Jakarta: Kencana kerja sama dengan UIN Jakarta Press, 2012.
Azra, Azyumardi, Jaringan Intelektual Ulama Timur dan Kepulauan Nusantara Abad XVII, Bandung, Mizan, 1995
Berger, L. Peter and Luckmann, Thomas, The Social Contruction of Reality, New York, Doubleday and Company, 1966.
_________, Tafsir Sosial Atas Realitas, terj. Hasan Basari Jakarta: LP3ES, 1990
Berger, L. Peter, The Casred Canopy: Elements of a Sosiological Theory of Religion, New York, Doubleday&Company, Inc, 1967
___________, Langit Suci: Agama Sebagai Realitas Sosial, terj. Hartono, Jakarta, LP3ES, 1991
Bogdan, Robert, dan Sari Knopp Biklen. Qualitative Research for Education: an Introduction to Theory and Methods. 3rd ed. Boston: Allyn and Bacon, 1998.
Bustomi, Abu Amar. �Konstruksi Nilai Sosial Pesantren (Kontribusi pesantren Dalam Membangun Moral Bangsa).� Tarbawy: Jurnal Studi Pendidikan Islam 02, no. 01 (2017): 9.
Creswell, John W, dan J. David Creswell. Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches, 2017.
D. Marple, Donald. �Institutionalization Of Values: A Reengineering Case Study.�
Dhofir, Zamakhsyari. Tradisi Pesantren. Cet 6. Jakarta: LP3ES, 1994.
al-Ghazali, Abu Hamid. Al-Munqidz Min ad-Dhalal. Cet 3. Beirut: Muassisah al- Kutub as-Tsaqafiyyah, t.t.
���, Ayyuha al-Walad. 3 ed. Beirut: Muassisah al-Kutub as-Tsaqafiyyah, t.t.
���, Ihya� �Ulum ad-Din. Jilid 4. Cairo: Al-Maktabah at-Taufiqiyyah, t.t.
���, Mukasyafah Al-Qulu?b Al-Muqarrab Ila Hadhrah �Allam Al-Guyub. Cairo:
Ibn Muhammad, Ahmad, Al-Mafakhir Al-�Aliyyah fii Al-Ma�atsir As-Syadziliyyah. Cairo: Dar Al-Husain al-Islamiyyah, 1999.
Ibnu �Ajibah, Abu al-�Abbas. Iqadz al-Himam fii Syarh al-Hikam. Cairo: Al-Maktabah at-Taufiqiyyah, t.t.
Johnson, Burke. Educational Research: Quantitative, Qualitative, and Mixed, Jurnal ANSIRUPAI 01, no. 02 (Juli 2017): 08�19.
al-Kalabadzi, Muhammad Ibnu Ishaq. Al-Ta�aarruf Li Madzhab Ahli Al-Tashawwuf.
Majid, Nurcholis, �Pesantren dan Tasawuf, dalam Pesantren dan Pembaharuan, ed. M. Dawam Raharjo, Jakarta: Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial, 1988.
__________, Bilik-bilik Pesantren: Sebuah Potret Perjalanan. Jakarta: Paramadina?: Dian Rakyat, 2009.
Mayudin dkk. �Implementasi Nilai-nilai Pendidikan Islam dalam Pengamalan Tarekat Naqsyabandiah di Pantai Cermin.� Edu Religia 02, no. 04 (2018): 500�516.
Miles, Matthew B., A. M. Huberman, dan Johnny Salda�a. Qualitative Data Analysis: a Methods Sourcebook. Third edition. Thousand Oaks, Califorinia: SAGE Publications, Inc, 2014.
Moesa, Ali Maschan. Nasionalisme Kiai: Konstruksi Sosial Berbasis Agama. Cet. 1. Surabaya?: Yogyakarta: IAIN Sunan Ampel Press?; LKiS?: Distribusi, LKiS Pelangi Aksara, 2007.
Mujiburahman, Tasawuf di Masyarakat Banjar: Kesinambungan dan Perubahan Tradisi Keagamaan, Kanz Philosofia 3, no. 2, Desember 2013.
Nasir S, Muh, Perkembangan Tarekat Dalam Lintasan Sejarah Islam Di Indonesia, Jurnal Adabiyah 11, No. 1, 2011, h. 113-127
al-Qusyairi, Abu Qasim. Al-Risalah Al-Qusyairiyyah Fii �Ilm Al-Tashawwuf. Cairo, Daar al-Sya�b, T.t.
Rahardjo, M. Dawam, Pesantren dan Pembaharuan, Jakarta, Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial, 1988
Riyadi, Abdul Kadir. Antropologi Tasawuf: Wacana Manusia Spiritual dan Pengetahuan. Cetakan pertama. Jakarta, LP3ES, 2014.
Rohimuddin, Abu Muhammad. Al-Tashawwuf Alladzi Nuriduh. Cairo, Maktabah Umm al-Qura�, 2009.
Rusydiah, Evi Fatimatur. �Konstruksi Sosial Pendidikan pesantren: Analisis Pemikiran Azyumardi Azra.� Jurnal Pendidikan Agama Islam (Journal of Islamic Education Studies) 05, no. 01 (2017): 22�43.
al-Suhrawardi, Syihab ad-Din. �Awarif al-Ma�arif, Cet 1. Cairo, Maktabah al-Iman, 2005.
Shihab, Alwi, Akar Tasawuf di Indonesia: Antara Tasawuf Sunni dan Tasawuf Falsafi, Depok, Pustaka Iiman , 2009
Shubhi, Ahmad Mahmud ,Al-Falsafah al-Akhlaqiyah fi al-Fikr al-Islami: al-�Aqliyyun wa al-Dzauqiyyun aw al-Nadzar wa al-�Amal, Cairo, Daar al-Ma�arif, T.t
Siradj, Said Aqiel. Tasawuf Sebagai Kritik Sosial: Mengedepankan Islam Sebagai Inspirasi, Bukan Aspirasi. Cet. 1. Ujungberung, Bandung: Diterbitkan atas kerja sama Mizan [dengan] Yayasan Khas, 2006.
al-Thusi, Abu Nashr. Al-Luma� Fi Tarikh at-Tashawwuf al-Islami. Cet 1. Beirut, Dar al-Kutub al-�Ilmiyyah, 2001.
Van Bruinessen, Martin. Kitab Kuning, Pesantren dan Tarekat, Yogyakarta, Gading Pusblishing, 2012),
Wahid, Abdurrahman, �Pesantren Sebagai Subkultur�, dalam Pesantren dan Pembaharuan, , ed. M. Dawam Raharjo Jakarta, Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial, 1988
Xena, Atika. �Internalisasi Pendidikan Karakter Di Pondok Pesantren.� Dewantara 7 (Juni 2019): 90�104.
Ziemek, Manfred. Pesantren Dalam Perubahan Sosial. Jakarta, P3M, t.t.
##submission.copyrightStatement##
##submission.license.cc.by-nc4.footer##