DEKONSTRUKSI TEORI USES AND GRATIFICATIONS DALAM ERA POST-TRUTH ANALISIS KRITIS TERHADAP KESADARAN PALSU PENGGUNA MEDIA SOSIAL DALAM PEMENUHAN KEPUASAN INFORMASI

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mendekonstruksi teori Uses and Gratifications dalam konteks era post-truth, dengan penekanan pada analisis kritis terhadap kesadaran yang keliru di kalangan pengguna media sosial dalam memenuhi kebutuhan informasi. Era post-truth ditandai oleh dominasi emosi dan pandangan pribadi yang mengalahkan fakta objektif, yang pada gilirannya memengaruhi cara individu mengonsumsi dan memproses informasi. Teori Uses and Gratifications yang konvensional memandang pengguna media sebagai individu yang aktif dan rasional dalam memilih media untuk memenuhi kebutuhan tertentu, seperti hiburan, informasi, atau interaksi sosial. Namun, dalam konteks post-truth, paradigma ini perlu ditinjau kembali. Penelitian ini menunjukkan bahwa pengguna media sosial sering kali terjebak dalam kesadaran yang keliru akibat algoritma media sosial dan bias konfirmasi. Algoritma tersebut mendorong konsumsi konten yang sejalan dengan keyakinan pribadi pengguna, sehingga memperkuat pandangan tanpa memberikan kesempatan untuk verifikasi fakta. Selain itu, fenomena echo chamber dan filter bubble semakin memperkuat isolasi informasi, yang berkontribusi pada pembentukan realitas yang terdistorsi. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan analisis kritis terhadap literatur yang relevan serta studi kasus pengguna media sosial. Hasil analisis menunjukkan bahwa kepuasan informasi yang dirasakan oleh pengguna sering kali bersifat ilusif dan tidak mencerminkan pemenuhan kebutuhan informasi yang sesungguhnya. Kesadaran yang keliru ini menciptakan ilusi pemenuhan informasi, padahal informasi yang dikonsumsi cenderung bias dan tidak lengkap. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa dalam era post-truth, teori Uses and Gratifications perlu direkonstruksi dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang memengaruhi kesadaran yang keliru dan distorsi informasi. Penting bagi pengguna media sosial untuk meningkatkan literasi media dan bersikap kritis terhadap sumber informasi yang mereka konsumsi, guna menghindari jebakan kesadaran yang keliru dan mencapai pemenuhan informasi yang lebih akurat dan bermakna.